Rabu, 06 Februari 2013

PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN MAKANAN


PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN MAKANAN







Disusun oleh:
                Nama                    : - Yovita Dita Chyntia
                                                  -Benediktus Didik Prasetiyo
                                                  -Yohanes Irawan Adi Wardana
                                                  -Maria Gorety Agustina
                                                  -Mt.Aditya Fristawanda Dwiputra
                Kelas                     : XI.IPS 1
                Jurusan                                : Ilmu Pengetahuan Sosial



SEKOLAH MENENGAH ATAS
XAVERIUS PRINGSEWU
PRINGSEWU
2012/2013













KATA PENGANTAR

                Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini, makalah ini disusun untuk persentasi Bahasa Indonesia di SMA Xaverius Pringsewu. Makalah ini berjudul “PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN MAKANAN”.
1.       Bapak Drs. M. Suharto  selaku kepala SMA Xaverius Pringsewu.
2.       Ibu Y. Kriswindarti, S.Pd selaku guru pembimbing dalam penulisan makalah ini.
3.       Orang tua yang selalu memberi semangat dan doa kepada penulis.
4.       Semua pihak yang telah mendukung penulis.
Semoga makalah ini dapat menjadi wawasan baru dan menambah pengetahuan pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya,  bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.



















































i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................       .........................                               i
DAFTAR ISI............................................................................................................................                    ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................                     1
A.      LATAR BELAKANG....................................................................................................                   1
B.      TUJUAN PENULISAN................................................................................................                   1
C.      MANFAAT PENELITIAN............................................................................................                   1
D.      RUMUSAN MASALAH..............................................................................................                   1

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................................                       2
A.       PENGERTIAN TANAMAN KARET.............................................................................                     2
B.      DESKRIPSI TANAMAN KARET..................................................................................                     3
C.      KANDUNGAN ZAT DALAM BIJI KARET....................................................................                      3

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................                        4
A.      TEKNIK PENGOLAHAN BIJI KARET MENJADI TEMPE..............................................                         4
B.      PERBANDINGAN KANDUNGAN NILAI PROTEIN.....................................................                       5
C.      KELEBIHAN TEMPE BIJI KARET...............................................................................                       5

BAB IV PENUTUP................................................................................................................                        6
A.      KESIMPULAN.........................................................................................................                     6
B.      SARAN...................................................................................................................                     6
C.      DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................                      7
               




































ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Di zaman yang modern ini manusia semakin sibuk dalam kegiatan sehari-hari sehingga manusiq.
lebih senang untuk memilih yang serba instan. Makanan-makanan instan padahal memiliki sifat monoton dan tidak begitu baik bagi tubuh manusia jika di konsumsi dalam jangka panjang.
Manusia ( Indonesia khususnya ) sudah jarang makan- makanan tradisional. Kecuali orang-orang pedesaan. Sehingga makanan-makanan tradisional pin turut disulap menjadi makanan perkotaan yang memiliki harga jual tinggi. Contonnya tempe.
Di daerah perkotaan tempe sekarang mulai di gemari lagi karena cara pengolahannya yang bervariasi. Sehingga permintaan akan tempe melonjak, namun ada kendala untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, yaitu bahan baku yang semakin hari semakin berkurang. Tempe yang memiliki bahan dasar kedelai pun semakin hari semakin susah didapat bahan bakunnya.
Sehingga dalam makalah ini penulis ingin mencoba mencari jalan keluar untuk mengatasai kesulitan atau kendala yang di hadapi oleh para produsen tempe yaitu dengan cara menggantikan kedelai sebagai bahan baku tempe dengan menggunakan biji karet.

1.2   Tujuan Penulisan
1.       Untuk menambah wawasan pembaca bahwa di sekitar kita banyak bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan khususnya biji karet.
2.       Untuk menjelaskan kepada pembaca mengenai cara pengolahan biji karet hingga dapat digunakan sebagai bahan makanan.

1.3   Manfaat Penulisan
1.       Memberi informasi kepada pembaca tentang pemanfaatan biji karet sebagai sumber makanan.

1.4   Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian biji karet?
2.       Zat apa saja yang terkandung dalam biji karet?
3.       Apa manfaat dari biji karet?
4.       Apakah ada efek samping dari biji karet?

1.5   Sumber Data
1.       Studi pustaka
Penulis memperoleh data-data dari berbagai sumber buku,yang dapat membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
2.       Internet
Dari internet, penulis memperoleh data-data mengenai penggolongan biji karet serta pemanfaatanya sebagai sumber makanan.






















1
BAB II
LANDASAN TEORI
                              
2.1Pengertian Tanaman  Karet
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                : Urticales
Famili            : Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus            : Ficus
Spesies          : Ficus elastica Roxb. ex Hornem
Tanaman karet merupakan tanaman perkebunan yang tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia. Karet merupakan produk dari proses penggumpalan getah tanaman karet (lateks). Pohon karet normal disadap pada tahun ke-5. Produk dari penggumpalan lateks selanjutnya diolah untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban, komponen, dan sebagainya.




















2

2.1.1
Deskripsi Tanaman Karet

1.       Batang
Mempunyai  batang batang berkayu  silindris, warna coklat tua, permukaan halus, percabangan meyebar tak beraturan hingga membentuk pohon yang rindang.

       2.Daun
Mempunyai daun  tunggal, bertangkai, tersusun berseling (alternate), bentuk lonjong(elliptica), ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan mengkilat (nitidus), pada pohon yang masih muda panjang daun +/- 35 cm, lebar +/- 15 cm, setelah pohon menjadi dewasa rata-rata panjang daun menjadi lebih kecil dengan panjang +/- 10-15 cm dan lebar +/- 5-7 cm, daun muda berwarna merah hati setelah dewasa menjadi hijau tua.

      3.Akar
Pohon Karet berakar Tunggang.

       4.Buah

buah karet berdiameter 3-5 cm, terbentuk dari penyerukan bunga karet dan memiliki pembagian ruang yang jelas (3-6 ruang), ruangan berbentuk bola, jika sudah tua buah karet akan pecah dengan sendirinya menurut ruang – ruangnya dan setiap pecahan akan rumbuh menjadi individu baru jika jatuh ketempat yang tepat.

2.1.2
Kandungan zat dalam Biji Karet
a.      Asam lemak tak  jenuh
b.      Protein
c.       Air
d.      Lemak
e.      Karbohidrat






























3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Teknik Pengolahan Biji Karet Menjadi Tempe

Berdasarkan data yang diperoleh dari internet, diperoleh informasi bahwa pembuatan tempe dari biji karet tidak berbeda jauh dengan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai. Tetapi ada sedikit perlakuan yang membedakannya. Yakni, merendam biji karet selama 2 x 24 jam, kemudian membuang bagian kulit luarnya dan bakal daun. Biji karet yang sudah bersih dari kulit itu kemudian dikukus, dan setelah itu didinginkan kemudian diberi ragi tempe ( Rhizopus oryzae) lalu membungkusnya dalam kemasan. Secara rinci proses tersebut sebagai berikut :
1. Disiapkan biji karet sebanyak 3 kilogram
2. Biji karet dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran pada kulit biji.
3. Selanjutnya biji karet di buang kulitnya dengan cara memecahkannya4. Setelah terpisah dari kulitnya, daging biji di buang bakal daunnya agar tidak memabukkan saat dimakan , lalu di rendam selama 2 x 24 jam
4. Setelah direndam kemudian di rebus selama ± 2-3 jam
5. Biarkan hingga dingin , setelah dingin air rebusan di buang lalu biji direndam lagi selama 36 jam dengan air baru
6. Biji karet lalu di cuci dan di kukus ± 30 menit
7. Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisa didalam panci/dandang dibuang, kemudian biji karet dipindahkan ketempat yang lebih lebar (tampah) dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, biji karet dibiarkan dingin sampai permukaan keping karet kering dan airnya menetes habis
8. Setelah dingin, taburkan ragi tempe ( Rhizopus oryzae) sebanyak ± 6 gram ( 0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk – aduk sampai rata. Penambahan ragi bertujuan guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe
9. Selanjutnya tempe dikemas sesuai dengan selera, dapat menggunakan plastik ataupun daun pisang. Bila menggunakan daun, daun yang biasanya digunakan untuk pembungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi "aneh" dan tempe lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun).
10. Plastik atau daun pisang yang telah berisi biji karet dilubangi dengan menggunakan jarum yang terbuat dari kayu ukuran kecil kira-kira 6 - 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
11. Tempe disimpan di tempat yang tidak tertutup (pada suhu kamar) untuk menghindari pembusukkan pada tempe karena suhu yang terlalu panas, usahakan ditempat yang terjadi sirkulasi udara.
12. Tempe didiamkan kurang lebih selama 36 jam.
13. Setelah 36 jam, tempe siap di olah menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi.

Proses pembuatan tempe dari karet tidaklah rumit, sehingga kemungkinan untuk mengembangkannya sangatlah besar, apalagi didukung dengan ketersediaan bahan baku yang banyak di alam, kandungan protein tempe dari karet lebih tinggi dari tempe dari kedelai selain itu tanaman karet dapat dibudidayakan dengan baik di Indonesia.





















4
3.1.1 Perbandingan Kandungan  Nilai Protein pada Tempe Biji Karet dengan Tempe Kedelai
                1. Tempe Biji Karet          : 30,15
                2. Tempe Kedelai             : 22,41
Kandungan gizi pada tempe karet terutama protein mengalami peningkatan dibandingkan dengan biji karet yang murni, selain itu tempe dari karet memiliki kandungan protein yang lebih besar dari pada tempe yang berasal dari kacang kedelai

3.1.2 Kelebihan Tempe Biji Karet
                Adapun Kelebihan tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg), Secara organoleptik
a. Tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) lebih lembut dari pada tempe dari kedelai.
b. Tempe biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.

               

















































5
                                                                                 BAB IV
                                                                              PENUTUP

4. 1. Kesimpulan
1 Biji Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) memiliki potensi besar sebagai bahan baku alternatif pembuatan tempe selain kedelai
2. Biji Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) mengandung protein 27 %, setelah dibuat menjadi tempe kandungan protein pada tempe biji karet menjadi 30,15 %. sedangkan pada kedelai, pada mulanya bijinya mengandung protein sebesar 34,9 % dan setelah dibuat tempe mengandung protein sebesar 22,41 %
3. Kelebihan tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg), dibandingkan tempe kedelai
a. Tempe dari biji Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) lebih lembut dari pada tempe kedelai.
b. Tempe biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) tidak cepat menjadi busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.
c. Daya tahan biji Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) jauh lebih kuat dan tahan lama dari biji kedelai karena biji Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) dilindungi oleh kulit yang keras dan kedap air.
d. Kelebihan tempe Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) memiliki protein yang lebih besar jika dibanding dengan tempe kedelai

4.2. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakatmengenai pemanfaatan biji karet terutama dalam pembuatan tempe
2. Perlu dilakukan penelitan lebih lanjut mengenai biji karet ini agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.







































6
DAFTAR PUSTAKA





















                                                     





7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar